Aku Mau Sama Kamu

Sumber: google.com


'Sayang, apa kita bisa kayak gini terus?'.

Mungkin. 

Aku jawab seperti ini bukan karena ragu, tak percaya, apalagi tak ingin serius sama kamu ya. Aku ingin kita sama-sama membuka mata dan hati kita. Ini adalah jawaban yang memungkinkan melegakkan perasaan kita bersama. Iya, kita yang sedang merajut tali kasih berdua dan berharap tak berubah hingga menua. Aku hanya tak mau muluk-muluk menjawab 'iya', karena apapun di dunia ini belum pasti.

Bila kamu bertanya sambil memicingkan kedua mata, 'Apa contohnya yang belum pasti di dunia ini?'. Yang paling mudah aku jawab adalah 'hati kita'. 

Yaa, seperti hati aku atau hati kamu. Aku tidak tahu sampai kapan kamu mencintai aku seperti induk burung yang akan melepas anaknya terbang bebas membentangkan kedua sayap di langit biru. Aku pun tidak tahu sekukuh apa hati kamu ketika menghadapi bujukan dari lelaki lain, 'lebih baik kamu sama aku'. Seperti pelangi yang hanya mengekspos keindahannya sementara waktu di langit senja. Setelah itu luruh.

Semua bisa berubah.

Bahkan, aku tidak tahu selepas dari kepulangan aku bertemu sama kamu, apakah aku masih mendapatkan pertanyaan bawel kamu, 'udah sampai rumah belum sayang?'. Atau yang lebih mainstream lagi, 'kamu udah makan?'. Bisa juga tiba-tiba aku kehilangan ucapan, 'i love you' dari kamu sebelum kita sama-sama menutup hari di alam mimpi.

Tapi, kamu tak perlu khawatir. Di balik kebimbangan dan keresahan itu, terselip banyak doa yang selalu kupanjatkan kepada Tuhan, salah satunya: semoga aku berjodoh sama kamu. Iya, sama kamu.

Aku mau berusaha tetap sama kamu dari hal-hal sepele yang ada di dunia ini. Mulai dari mengirimkan ucapan 'selamat pagi' ke kamu via SMS ketika aku baru membuka kedua mata, sampai membawa makanan kesukaan kamu ketika kamu sedang sakit terbaring lemas di atas kasur. Artinya, dalam keadaan apapun kamu, yaa aku tetap sama kamu. Aku mengerti semua itu tak mudah. Pasti ada saja yang nggak suka sama aku atau sama kamu tentang hubungan kita.

Bila sulit mencerna apa yang kukatakan, kita bisa belajar dari pohon yang berbuah. Coba kamu lihat, hanya pohon yang memiliki buah yang dilempari batu. Semua orang itu ingin mendapatkan buahnya. Bila buah itu adalah kamu dan pohonnya aku. Atau sebaliknya. Maka, di antara kita harus ada yang siap untuk sakit.

Aku berharap kita sama-sama mengerti tanpa terlalu cepat mengatakan, 'lebih baik kita udahan' ketika dirundung masalah. Itu bukan satu-satunya denai yang meredakan semuanya. Bila kamu tahu ada berapa cara agar aku bisa sampai ke rumahmu, itu tak hanya satu. Mungkin, contoh mudahnya seperti itu kali ya.

Kamu harus tahu, aku hanya tidak ingin di antara kita ada yang menumpahkan air mata. Yang satu melepas, satunya lagi menahan. Aku takut kehilangan kamu. Aku tidak bisa melihat kamu sama yang lain. Aku jadi lemah bila kamu tiba-tiba menghilang dan itu jadi momen terakhir untuk kita.

Hemm..

Aku jadi berkhayal. Bila kita menoleh pada sudut pandangan yang sama, duduk berdua di suatu tempat, dan kedua bola mata kita bertemu, aku hanya ingin secara tidak sengaja kita sama-sama menampakkan simpul senyum terindah sambil berkata, 'Aku mau sama kamu terus'.