Jangan Pergi Doraemon



Ilustrasi - Sumber: Twitter @gitaromadhona
Untuk mengikuti #RabuMenulis dari editor-editor Gagas Media. Ditulis dalam waktu 15 menit.

Ada sesuatu yang hilang dari hidup Nobita. Kemarin malam, Doraemon telah pulang kembali ke abadnya. Sunyi. Itu yang ia rasa kini.

Nobita berdiri di balik jendela. Menatap bintang-bintang yang menggantung menghiasi langit malam. Berkas sinarnya samar-samar mengukir wajah si robot kucing biru itu.

‘Doraemon!’ teriak Nobita tanpa sadar. Pikirannya kosong.

Nobita mengangkat kacamata sedikit, kemudian menghapus setetes air mata yang menyempal. Ia membalikan badan, menoleh ke kiri menatap laci berisi lorong waktu. Ia termangu.

'Doraemon' ucapnya lirih.

Laci itu seakan memiliki magic. Semakin ia menatap laci, semakin lemas. Akhirnya, Nobita duduk bersandar di bawah jendela. Ia tertunduk. Menangis.

Tanpa sadar Nobita tertidur.

Beberapa menit kemudian, tangannya seperti ada yang mencolek. Perlahan-lahan ia mengangkat wajah dari pangkuan kedua dengkulnya. Nobita membuka mata. Penglihatannya buram. Ia melihat seperti ada yang berdiri di depannya, tapi bukan berwarna putih biru. Saat pandangannya jelas, ternyata itu adalah Dorami, adik perempuan Doraemon.

'Hai Nobita' sapa Dorami.

'Do-dorami?' tanya Nobita, terbata-bata.

Sontak Nobita tengok kanan kiri melihat seisi ruang kamarnya. 'Dimana Doraemon?'.

Dorami menggeleng. 'Tidak ada'.

'Kapan doraemon kembali?'.

'Ia tidak akan kembali'.

'Kenapa?'. Nobita menatap Dorami penuh nanar. Kedua bola matanya berkaca-kaca.

'Tidak tahu Nobita'.

Seketika Nobita diam seribu bahasa. Ia berdiri, kemudian membalikan badan. Kembali menatap bintang-bintang. Sedangkan Dorami membereskan kamar Nobita yang lebih mirip kapal pecah. Sangat berantakan. Adik perempuan Doraemon ini tak bisa melihat keadaan sekitarnya berantakan. Setelah rapi, Dorami menghampiri berdiri di samping Nobita.

'Oh iya, Doraemon meninggalkan pesan untukmu Nobita'. Robot putih kuning itu mengeluarkan secarik kertas dari kantongnya. 'Ini baca'.

Nobita meraih kertas tersebut. Saat membaca, seakan suara Doraemon mendengung di kedua telinganya.

Untuk Nobita Tersayang

Nobita, maafkan aku tidak bisa menemani kamu lagi
Aku harus pulang
Rasanya berat aku meninggalkanmu
Tapi mau bagaimana lagi
Aku harus pergi

Oh iya, di ruang tempat tidurku, di bawah bantal ada benda istimewa untukmu
Kamu boleh memakainya Nobita
Benda itu berbentuk keong mas yang aku keluarkan dari kantong ajaibku
Keong itu bisa mengabulkan apa saja yang kamu butuhkan
Kau tinggal sebut saja di lobangnya
Silakan dipakai ya Nobita

Maafkan aku
Sekarang aku harus kembali ke abadku
Maafkan aku Nobita
Maafkan aku

Seusai membaca, Nobita menaruh kertas di atas meja dan bergegas ke ruang tidur Doraemon. Ia menggeser pintunya, lalu naik ke kasur milik Doraemon. Nobita mengangkat bantal. Benar saja, di situ ada keong mas. Kemudian ia turun sembari mengambil benda tersebut.

'Itu apa Nobita?' tanya Dorami.

Lelaki berbaju kuning itu tak langsung menjawab. Ia serius memandangi keong mas sambil duduk di atas lantai hijau.

'Ini keong mas pemberian Doraemon' ucap Nobita.

'Untuk apa?'.

'Untuk memenuhi permintaan apa yang kubutuhkan' jawab Nobita tanpa melihat ke arah Dorami. 'Aku ingin..'

Mata Dorami memicing. 'Ingin apa?'.

Nobita mendekatkan bibirnya ke lobang keong mas. 'Aku ingin Doraemon kembali'.

Tiba-tiba pintu kamar tidur Doraemon tergeser. 'Nobita!'. Ada suara yang menyapanya dari dalam. Nobita melihat dengan tatapan tajam ke kamar tidur itu. Ia melihat ada tangan berwarna biru di ujung pintu. Ternyata itu Doraemon.

'Nobita!' sahut Doramon lompat dari kasur.

'Doraemon!' Nobita membalas.

Mereka berdua saling berpelukan. 'Doraemon' ucap Nobita sekali lagi. Ia menangis. 'Kamu jangan pergi'.

Kedua mata mereka seakan berbicara kerinduan, meski baru satu hari terpisahkan.

'Iya Nobita. Maafkan aku'.

Keduanya berpelukan semakin erat. Malam ini jadi semakin hangat. Ada sesuatu yang mau menghilang, tapi kembali merapat. Sebenarnya, tanpa Doraemon, Nobita tetap jadi manusia kuat. Namun, yang harus diingat, Nobita tak ingin terpisah dari Doraemon yang ia sayangi tanpa syarat.