Dessert Yang Tak Lagi Manis Untukmu

Ilustrasi - Sumber: youqueen.com
Untuk mengikuti #FiksiBuatPacarku dari @KampusFiksi. Ditulis sebanyak 333 kata.

“Kamu tahu nggak, di dunia ini banyak yang fluktuatif. Namun, ada satu yang konstan dan membuatku sampai sekarang tetap single,” ucap Vera kepadaku yang sedang fokus makan steak dengan tingkat kematangan well done.

“Siapa?” tanyaku sembari mengunyah.

Belum sempat dijawab olehnya, waitress Outback Steakhouse yang memakai dresscode hitam datang menghampiri membawa Bottomless Iced Tea dan Chocolate Thunder from Down Under. Ia menaruh semuanya dengan hati-hati di atas meja. “Selamat menikmati.”

“Thank you, Mbak” balasku tersenyum pada waitress dengan gaya rambut pony tail itu.

“Kamu mau?” tawarku pada Vera.

“Jangan mengalihkan topik gitu deh!” balasnya dengan nada suara naik satu oktaf. Ia menyelipkan sejumput rambut yang jatuh di dahi ke telinga kanannya. “Kamu nggak peka. Ich liebe dich, Roy![1] Aku sayang kamu!”

“Kamu nggak bercanda ‘kan, Ver?”

Nggaklah!” tegasnya. “Kamu itu memang nggak peka. Kamu ngggak mengerti perasaan perempuan!”

Aku menaruh pisau dan garpu di atas piring putih mengilap saat terkena sinar lampu restoran ini. “Apa kamu mengerti perasaanku saat kamu ketahuan selingkuh waktu itu?”

Ia mendengus. “Kamu tuh sama saja seperti cowok lain,” ucapnya. “Ngaku setia, tapi di belakang main hati.”

Lho, itu bukannya kamu ya?”

“Enak saja!” elaknya. “Aku tidak akan melakukan hal bego seperti itu!”

Tiba-tiba dari samping datang seorang cowok berkemeja hijau dongker. “Sayang, kok kamu ada di sini?” tanya lelaki itu kepada Vera.

“Vino, kamu kok ada di sini?” Vera balik bertanya dengan lirih.

“Tenang bro, gue cuma temanan sama Vera,” timpalku, kemudian menyeruput minuman milikku.

Alis lelaki itu mengernyit. “Tadi kata Vera, dia nggak punya cowok, tapi lo kok manggil dia sayang?” sengaja kupancing agar suasananya tambah panas.

Seketika lelaki yang tak kutahu namanya itu melotot ke arah Vera. Kemudian ia menarik tangannya dan mengajak mengobrol di meja lain. Vera meninggalkan minuman dan dessert-nya di sini, sedangkan aku mulai menikmati ice cream.

Mereka terlihat berdebat dan lelaki itu beberapa kali memukul meja yang berhasil mengalihkan perhatian orang-orang di sekitarnya. Vera sesekali mencuri pandangan kepadaku. Aku menggaruk dahi sembari senyum-senyum sendiri.  “Vera... Vera... Kamu belum berubah juga ya.”



[1] Aku cinta kamu - dalam bahasa Jerman

Note:
[1] Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata, namun terdapat pengembangan fiksi di dalamnya. 

[2] Sosok "Vera" yang ada di dalam cerita adalah mantan gebetan saat gue masih berkuliah di semester dua. Meski "Vera" adalah nama samaran, tapi gue mencoba menggambarkan beberapa sifat aslinya "si mantan gebetan", yaitu tidak mau kalah, cepat marah, dan  egois.

[3] Di sisi lain, "Vera" perempuan yang romantis. Saat mulai menunjukkan keromantisannya, ia seringkali menggunakan kata-kata yang tidak biasa, seperti yang terdapat pada kalimat: “Kamu tahu nggak, di dunia ini banyak yang fluktuatif. Namun, ada satu yang konstan yang membuatku sampai sekarang tetap single."

0 komentar: