Bawa Aku Pulang

Ilustrasi - Sumber: Facebook Nulis Buku
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Bagaimanapun lelaki berjas hitam di sampingku adalah dambaanku. Rambut klimis belah pinggir dan harum tubuh menyegarkan bak hempasan samudra yang menabrak karang selalu membuatku jatuh cinta. Lelaki itu hidup bagai angin. Ia tak pernah tahu akan pergi kemana dan dimana tujuannya. Bahkan, ia tak percaya sudah menjadi kekasihku, seorang aktris.

"Kau ini gila ya, Gen?" kataku. "Tanggal jadian kita saja kau tak ingat?"

Sembari fokus mengemudi, ia membalas, "Ven, memang apa istimewanya aku harus ingat tanggal jadian?"

Aku mendengus kesal. Kusilakan kedua tangan di dada dan menatapnya tajam. "Kau ini tak pernah memerhatikan hal yang sepele, termasuk tanggal jadian. Bisakah kau membuatku senang dari hal yang sepele saja?"

"Aku lebih suka mencintaimu dengan sesuatu yang mewah," balasnya tersenyum kecil.

Tiba-tiba bibirnya mengecup pipiku. Gerakannya sangat cepat bagai lidah bunglon yang menerkam mangsa.

"Bukan itu maksudku" Dahiku mengernyit. Aku sudah merasa naik pitam. Hawa sejuk yang ada di mobil berlambang kuda berdiri merah ini seketika menjadi panas, membuatku gerah. "Sudah, bawa aku pulang! Atau aku turun di sini!"

"Hei, untuk apa?" Ia memelankan laju mobil. Speedometer-nya menyentuh angka 50km/jam.

"Aku sudah muak denganmu! Dua tahun kita pacaran tapi kau tak pernah ingat tanggal jadian!"

Mobil ini seketika menepi. "Silakan turun sayang," ucapnya lemas. "Aku tidak berani membuatmu marah. Bila dengan turun dari mobil dan meninggalkanku itu yang membuatmu tenang, pasti akan kulakukan."

Dengan rasa yang berkecamuk di dada, aku membuka mobil tanpa memandangi wajahnya terlebih dahulu. Aku pun tak mengeluarkan satu kata padanya. Kubanting pintu mewah ini hingga mengeluarkan suara seperti tubuh yang terpental menubruk pintu besar.

Baru beberapa detik mobil merah berkilau itu melaju meninggalkanku, terdengar beberapa kali klakson dari truk besar yang baru saja melewatiku dengan kecepatan tinggi. Klakson keras itu terdengar menggema di jalan tol ini. Lalu disahut oleh suara tabrakan keras bak gedung berkaca yang runtuh.

Aku menoleh ke belakang dan kedua mataku melihat mobil yang dikendalikan pacarku terhempas ke pinggir jalan. Mobilnya terbelah dua dan terbakar. Aku tak dapat melihat dia ada dimana. Air mata seketika membanjiri pipiku yang ranum delima. Ketika ingin menghampiri, aku merasakan getaran di smartphone yang kutaruh di saku kanan. Kubaca isi SMS yang ternyata dari pacarku, "Happy anniversary dear! I love you forever."

Aku terpaku di sini. Sendiri. Smartphone-ku jatuh ke aspal dan pecah berkeping-keping.

5 komentar:

  1. Duh, akhirnya sedih banget :") heheu..

    blogwalking yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau tisu? Hha..
      Iyaa, thanks ya udah buka lemari saya.

      Hapus
  2. Blog walking yaa, ini ceritanya nyess banget :"3
    Cisit me back cikiwiki.blogspot.com

    BalasHapus