Cerpen fiksi ini ditulis untuk merayakan selesainya MotoGP Season 2014
Saat mendengarkan lagu kebangsaan Spanyol, aku melihat rekan
setimku, Rossi melambai-lambaikan tangan di bawah. Dia berteriak, tapi aku
tidak dapat mendengar apa maksudnya. Aku berinisiatif untuk memerintahkannya
menungguku di lantai bawah.
"Tunggu gua di ruang khusus!" kataku sekali lagi sembari
memberi isyarat menggunakan tangan.
Beberapa saat kemudian, lagu kebangsaan selesai. Botol besar itu
akhirnya datang dibawa oleh perempuan cantik asal Spanyol. Teman senegaraku,
Pedrosa dan Marquez mengocok lalu menyebarkan soda merayakan kemenangan.
Aku tidak turut merayakannya di podium. Tanpa berpikir panjang,
aku segera ke lantai bawah menemui Rossi yang mungkin telah menunggu di ruangan
khusus. Dengan cepat aku menuruni tangga. Berlari.
"Hei!" sahutku saat membuka pintu.
Kami saling berpelukkan. Dia menepuk-nepuk bahuku dengan keras
seraya berkata, "selamat ya bro!"
"Thanks men!" balasku sekuat tenaga menahan tangis
yang mulai melipir di mata. "Lu hebat banget dari posisi akhir bisa finish
ke empat. Gila!"
"Woi!" tiba-tiba Marquez menggebrak pintu. Dia datang
bersama Pedrosa. "Lu gua cariin, ternyata ada di sini sama Rossi!"
"Sorry men," kataku. "Eh ini gua ada minuman yang
belum dibuka."
"Ya udah tunggu apalagi, buka sekarang!" ujar Marquez.
"Pesta berempat!"
"Pesta!" Pedrosa menimpal.
"Eh tunggu. Di luar ada media nggak? Jangan sampai ada
media yang tahu kita di sini," Rossi mengingatkan kepada Marquez.
"Tolong tutup dan kunci pintunya, Marc!"
"Oke!" balas Marquez.
KLIK!
"Nah, ayo kita rayakan kemenangan ini!" Rossi
berteriak lalu mengambil minumanku. Dia mengocoknya dan soda pun menyemprot.
"Wohoooo, sekarang saatnya pesta!"
Kami saling berpelukkan, kegirangan seraya melompat-lompat. Silih berganti minuman ini kami minum. Kami tenggelam dalam kemenangan.
"Nanti kalian gua terakhir makan ya!" kataku seraya
melompat-lompat. "Wohooooo! Yeah!"
0 komentar: